Sunday 22 October 2017

Kemenpora Ingin SOP Penanganan Cedera Atlet



Berkaitan dengan meninggalkan Kiper Persela Choirul Huda  saat berlaga I lapangan, Kemenpora (Kementrian Pemuda dan Olahraga) menginginkan adanya  Standar Operasional Prosedur (SOP), yang menjadi rujukan untuk melakukan tidakan pertama penanganan cedera para pemain sepakbola dan para atlet pada umumnya.



Menurut Kepala Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kesehatan Olahraga Nasional (PP ITKON) Kemenpora Edi Nurinda Susila, SOP itu perlu demi menghindari terulangnya kejadian meninggalnya kiper Persela Lamongan Choirul Huda, akibat berbenturan dengan pemain lain di tengah laga Liga 1.


"SOP tersebut nantinya harus dipatuhi dan diterapkan di semua kompetisi sepak bola di Indonesia baik yang digelar di bawah PSSI maupun pemerintah, termasuk nanti ketika Asian Games 2018," ujar Edi Nurida Susila seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Diungkapkan oleh Edi Nurida, selama ini pemerintah juga belum pernah melakukan pengawasan terhadap tenaga medis yang bekerja di liga sepak bola di lingkungan PSSI, karena tidak adanya akses ke sana.

Oleh karena itulah pihak Kemenpora ingin berkoordinasi lebih lanjut dengan PSSI terkait persoalan tersebut.

"Kami mau pembicaraan digelar secepatnya. Kalau bisa kesepakatan tentang penanganan cedera dan akreditasi perangkat medis pertandingan ini selesai tahun 2017 ini," tutur Edi.

Bukan hanya untuk perangkat medis, Edi mengungkapkan SOP usulan Kemenpora tersebut juga akan disosialisasikan ke para pesepak bola yang bertanding.

Para pemain diharapkan bisa mengidentifikasi cedera para pemain lainnya dan melakukan pertolongan pertama sebelum tim medis tiba.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, pemain berusia 38 tahun itu sempat tidak sadarkan diri di lapangan dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Sugiri, Kabupaten Lamongan.


Choirul Huda meninggal usai bertabrakan dengan bek Persela Ramon Rodrigues pada menit ke-44 laga melawan Semen Padang, yang berakhir 2-0 untuk tuan rumah, di Stadion Surajaya, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, pada hari Minggu (15/10/2017).

No comments:

Post a Comment

OPINI / ESAI :

Jadikan Piala Presiden seperti Copa del Rey

Piala Presiden seperti Copa del Rey ? Kenapa tidak ?