Monday 25 September 2017

Persibat Batang, PSS Sleman, dan Istighotsah


Pemain Persibat melakukan Istighotsah sebelum bertanding. (Foto : Twitter Persibat_com)
Persibat  Batang, adalah sebuah tim ndeso” dari  wilayah Pantura Jawa Tengah. Tim yang sebelumnya tidak diprediksi maju ke Babak 16 Besar Liga 2 / 2017. Sebelum Babak Penyisihan Grup Liga 2 berlangsung, pecinta sepakbola lebih menjagokan PSCS Cilacap mendampingi PSS Sleman, untuk maju ke Babak 16 Besar Liga 2. 

Fakta di lapangan, Persibat Batang  lebih beruntung maju ke 16 Besar Liga 2, sedangkan PSCS Cilacap harus bertarung di Babak Play-Off  untuk mempertahankan diri di Liga 2 musim depan.

Majunya Persibat Batang ke 16 Besar,  tidak lepas dari kekuatan do’a yang dilakukan segenap manajemen dan para pemain Persibat Batang.  Saya pikir hampir setiap pertandingan sepakbola, semua tim pasti melakukan do'a terlebih dulu. Dengan caranya sendiri, dengan Keyakinannya sendiri.
Tujuan do'a dipanjatkan, adalah agar permainan lebih bagus, semangat, dan berujung kemenangan.

Pelatih berpengalaman Daniel Roekito yang saat ini membesut Persibat Batang, menggabungkan kekuatan taktik dan strategi  dengan kekuatan religi. Segala urusan taktik dan strategi di lapangan, telah diterapkan Daniel Roekito. Sedangkan kekuatan religi, para pemain melakukan do’a bersama-sama atau disebut Istighotsah.

Daniel Roekito meyakini, bahwa kekuatan taktik dan strategi akan percuma tanpa dilandasi kekuatan religi. Maka ia pun bersinergi dengan jajaran manajemen dan para pemain Persibat Batang, untuk melakukan do'a bersama sebelum bertanding. Istighotsah pun dipilih !

Menurut para kyai  dan alim ulama, Istighotsah atau melakukan do'a secara massal mempunyai kekuatan yang cukup ampuh.
Apa itu Istighotsah ?
Kata Istighotsah berasal dari Al Ghouts, yang berarti pertolongan. Istighotsah adalah memohon pertolongan kepada Allah SWT, untuk terwujudnya sebuah "keajaiban" atas sesuatu yang dianggap sulit untuk diwujudkan.

Tahukah anda ? Satu hari sebelum laga lawan tuan rumah Persita Tangerang, jajaran manajemen dan para pemain Persibat Batang melakukan istighotsah. Sehingga Persibat Batang memenangkan laga dengan skor 1-2.

Sebelum laga dimulai, sebenarnya Persita lebih diunggulkan dalam segala hal, antara lain ;
- Persita bertindak sebagai tuan rumah
- Persita adalah juara Grup B Babak Penyisihan Liga 2/2017.
- Persita berpengalaman di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.

Sadar kalau Persita lebih unggul,  Persibat Batang melakukan jalan lain dengan cara Istighotsah. Mereka ingin terwujudnya sebuah "keajaiban" atas sesuatu yang dianggap sulit untuk diwujudkan.
Ternyata benar, Persibat Batang sukses mengalahkan tuan rumah Persita Tangerang.

Berbicara Istighotsah dalam sepakbola, saya jadi teringat penuturan  mantan striker PSS Sleman Muhammad Eksan. M. Eksan pernah berkisah pada saya, ia beberapa kali mampu mencetak gol sulit karena bantuan Istighotsah.

Mantan Striker PSS Sleman M. Eksan, pernah membuktikan Kekuatan Istighotsah.

Ketika PSS Sleman masih berkutat di Kasta Kedua Sepakbola Indonesia (dulu bernama Divisi I), Muhammad Eksan mampu menjebol gawang Persewangi Banyuwangi, padahal posisi Eksan membelakangi gawang dan dikawal beberapa pemain belakang Persewangi.

Kekuatan Istighotsah memang dahsyat. Di  Sleman, Istighotsah dimasukkan ke ranah sepakbola  oleh Haji Sukidi Cakrasuwignya. Kala itu Pak Sukidi menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSS Sleman.

Pak Sukidi yang dikenal  "Simbahnya sepakbola Sleman", rajin memimpin istighotsah diantara para pemain PSS Sleman. Satu hari sebelum laga,  para pemain PSS Sleman membiasakan diri melakukan  Istighotsah demi "kemenangan" PSS Sleman.

Langkah sakral  ini membuahkan hasil, kemenangan demi kemenangan diraih PSS Sleman karena bantuan Istighotsah, hingga pada suatu masa, tim berjuluk Elang Jawa ini sukses naik ke Kasta tertinggi Sepakbola Indonesia (dulu bernama Divisi Utama).

Apakah dengan Istighotsah Persibat Batang akan  menapak tilasi PSS Sleman ?
Ingat, Jangan sepelekan kekuatan do'a secara massal bernama Istighotsah.
Persibat Batang adalah "tim ndeso", sebuah sebutan yang sama persis ketika PSS Sleman naik pangkat ke Divisi Utama kala itu. 

No comments:

Post a Comment

OPINI / ESAI :

Jadikan Piala Presiden seperti Copa del Rey

Piala Presiden seperti Copa del Rey ? Kenapa tidak ?