Jika anda
benci PSS Sleman, tentu judul itu akan semakin membuat anda jengkel. Apa sih yang
bisa dipelajari dari Suporter PSS Sleman ? Atau mungkin saya terlalu primordial
? Saya rasa tidak juga.
Saya menulis coretan ini tentu ada maksud tertentu. Cobalah perhatikan baik-baik, kelompok suporter mana yang sudah berani memberikan royalty merchandise hingga puluhan juta rupiah kepada klub kesayangannya. Saya rasa tidak ada ! Kalau oknum kelompok suporter yang mengemis minta tiket gratis untuk menyaksikan pertandingan bola, itu sih banyak.
Saya menulis coretan ini tentu ada maksud tertentu. Cobalah perhatikan baik-baik, kelompok suporter mana yang sudah berani memberikan royalty merchandise hingga puluhan juta rupiah kepada klub kesayangannya. Saya rasa tidak ada ! Kalau oknum kelompok suporter yang mengemis minta tiket gratis untuk menyaksikan pertandingan bola, itu sih banyak.
Ada apa dengan Suporter PSS Sleman , sehingga harus
belajar ke sana ? Kenapa harus dengan Suporter PSS Sleman? Bukankah di musim 2017 ini, PSS Sleman
tidak berada di kasta tertinggi sepakbola Indonesia ?
PSS Sleman
berjuluk Elang Jawa memang tidak berada
di kasta tertinggi PSSI. Ia hanya di
kelas Liga 2, kasta kedua kompetisi sepakbola Indonesia. Karena belum berada di kasta tertinggi,
otomatis setiap laga PSS Sleman jarang disorot kamera. Jadilah PSS Sleman
seperti emas yang belum tergali.
PSS Sleman memiliki basis suporter bernama Slemania. Beberapa tahun kemudian, basis suporter bertambah lagi, namanya Brigata Curva Sud (BCS). Dilihat namanya, tentu mengacu pada bahasa Italia. Kalau diartikan kurang lebih, Prajurit di sisi oval bagian selatan. Yes, suporter ini selalu memenuhi tribun terbuka sisi Selatan Stadion Maguwoharjo Sleman. Lalu, belajar pada sisi apa ?
PSS Sleman memiliki basis suporter bernama Slemania. Beberapa tahun kemudian, basis suporter bertambah lagi, namanya Brigata Curva Sud (BCS). Dilihat namanya, tentu mengacu pada bahasa Italia. Kalau diartikan kurang lebih, Prajurit di sisi oval bagian selatan. Yes, suporter ini selalu memenuhi tribun terbuka sisi Selatan Stadion Maguwoharjo Sleman. Lalu, belajar pada sisi apa ?
1.
Belajar
pada sisi keuangan.
Sudah jamak
terjadi jika selama ini suporter selalu
ingin menonton pertandingan dengan gratis, tidak mau beli tiket, memaksa
penjaga pintu masuk agar bisa nonton bola, mbludhus,
menunggu pintu masuk dibuka dibabak kedua, dsb.
Ulah bodoh dan tidak berbudaya tersebut sekarang sudah hilang dikikis oleh suporter PSS Sleman sendiri. Suporter PSS Sleman kini menjelma sebagai suporter mandiri, modern dan berbudaya. Mereka selalu membayar tiket di setiap pertandingan PSS Sleman. Semboyan No Ticket No Game sudah lama mengakar di setiap hati para suporter.
Ulah bodoh dan tidak berbudaya tersebut sekarang sudah hilang dikikis oleh suporter PSS Sleman sendiri. Suporter PSS Sleman kini menjelma sebagai suporter mandiri, modern dan berbudaya. Mereka selalu membayar tiket di setiap pertandingan PSS Sleman. Semboyan No Ticket No Game sudah lama mengakar di setiap hati para suporter.
Membudayakan rasa malu jika tidak beli tiket
pertandingan makin menuai sukses. Jadilah pemasukan PSS Sleman terus bertambah.
Yang lebih dahsyat. Setiap tahun, Suporter PSS Sleman memberikan royalty hasil
penjualan segala macam merchandise kepada PSS Sleman. Besarnya bervariasi.
Untuk tahun 2016 saja, suporter PSS Sleman melalui BCS menyerahkan royalty sebesar Rp. 50 Juta.
Jika dibanding biaya operasional PSS Sleman yang mencapai milyaran rupiah , angka Lima Puluh Juta Rupiah memang tidak seberapa. Namun bukan masalah angka yang penting. Yang penting adalah, suporter makin dewasa dan sadar, bahwa mengelola klub bola dan mengikuti kompetisi sepakbola membutuhkan pendanaan besar. Dan suporter sudah mencoba untuk turut andil membesarkan PSS Sleman.
Jika dibanding biaya operasional PSS Sleman yang mencapai milyaran rupiah , angka Lima Puluh Juta Rupiah memang tidak seberapa. Namun bukan masalah angka yang penting. Yang penting adalah, suporter makin dewasa dan sadar, bahwa mengelola klub bola dan mengikuti kompetisi sepakbola membutuhkan pendanaan besar. Dan suporter sudah mencoba untuk turut andil membesarkan PSS Sleman.
2.
Belajar
pada sisi entertainment.
Jika anda
belum sempat nonton langsung ke stadion Maguwoharjo, cobalah buka You Tube. Dan
ketiklah tiga kata “Brigata Curva Sud”. Disanalah aksi suporter Sleman Fans
ini beraksi. Kalah atau menang suporter ini terus beraksi dan bernyanyi.
Koreografinya sebenarnya sangat mudah dan sederhana. Karena tiap suporter hanya
berdiri di tempat, sesekali menggerakkan badan dan memainkan kertas warna-warni
ukuran folio yang dipegangnya.
Mereka ingin
menjadi suporter yang modern dan dinamis. Datang ke stadion tidak dengan sandal jepit, tetapi mereka selalu memakai sepatu. Saat
pertandingan berlangsung, Chants yang
mereka nyanyikan juga lebih mendidik
penonton. Tidak ada bahasa kasar yang
terlontar. Bahasa yang digunakan kadang
bahasa Italia, Inggris dan Indonesia.
Aksi suporter ini semakin menasional ketika PSS Sleman berujicoba lawan Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri pada kurun waktu 2012-2013 silam. Jadilah Koreografi suporter PSS Sleman ini kemudian ditiru oleh kelompok suporter tim lain. Bahkan belakangan ini , aksi suporter PSS Sleman tersebut menarik perhatian penggemar bola di beberapa Negara.
Yang terbaru, Presiden Jokowi menyempatkan selfie dengan latar belakang konfigurasi dari koreografi yang ditampilkan suporter PSS Sleman. Momen itu terjadi pada Pembukaan Piala Presiden 2017 yang baru lalu
Aksi suporter ini semakin menasional ketika PSS Sleman berujicoba lawan Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri pada kurun waktu 2012-2013 silam. Jadilah Koreografi suporter PSS Sleman ini kemudian ditiru oleh kelompok suporter tim lain. Bahkan belakangan ini , aksi suporter PSS Sleman tersebut menarik perhatian penggemar bola di beberapa Negara.
Yang terbaru, Presiden Jokowi menyempatkan selfie dengan latar belakang konfigurasi dari koreografi yang ditampilkan suporter PSS Sleman. Momen itu terjadi pada Pembukaan Piala Presiden 2017 yang baru lalu
Kini masyarakat Sleman dan sekitarnya mempunyai dua tujuan jika ingin datang ke Stadion Maguwoharjo Sleman. Yang pertama, melihat pertandingan PSS Sleman. Yang kedua, melihat aksi koreografi ribuan pendukung PSS Sleman.
Masyarakat Sleman dan sekitarnya , terutama anak-anak dan wanita, kini lebih nyaman dan tenang datang ke Stadion Maguwoharjo, karena selalu mendapat hiburan tambahan. Anda ingin melihat aksi suporter PSS Sleman ? Cobalah mampir ke Stadion Maguwoharjo saat PSS Sleman berlaga.
Memang seharusnya begitu wahai kisanak...sepakbola harus menjadi tontonan yg menghibur, bukan ajang saling bermusuhan antar suporter.
ReplyDelete