Luis Milla |
Bagaimana dengan Prestasi Sepakbola Indonesia di Sea Games ? Sejak Indonesia mengikuti event Sea Games mulai tahun 1977, baru Dua kali Indonesia meraih Juara, tahun 1987 dan 1991. Masih kalah dengan Malaysia 5 kali, sedangkan Thailand mendominasi dengan 13 kali meraih Medali Emas.
Artinya, jika dihitung mulai tahun 1977, trofi juara Sea Games hanya dikuasai 3 negara, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Sedangkan Negara-negara lain belum pernah meraih medali emas. Setelah itu, Indonesia tidak berprestasi lagi di tingkat Asia Tenggara, apalagi di tingkat Asia dan Dunia.
Bersyukurlah, meskipun prestasi Sepakbola Indonesia masih kalah dengan negara-negara tetangga, masyarakat penggila bola senantiasa bertumbuh, dan terus mendukung timnas sepakbola Indonesia. Paling tidak hal ini bisa dilihat dari penuhnya stadion jika Timnas Indonesia bertanding, apakah itu sekedar uji coba ataupun pertandingan resmi.
Dukungan yang begitu besar ini harapannya Cuma satu, yaitu agar Timnas Indonesia berjaya minimal di tingkat Asia Tenggara. Ekspektasi ini kembali muncul seiring PSSI menunjuk pelatih dari Negara Spanyol, Luis Milla.
Apa bisa Luis Milla mengangkat prestasi Sepakbola Indonesia ?
Kita lihat lagi kariernya. Milla pernah melatih Timnas Spanyol U-21 dan U-20. Dari alumni Spanyol U-20 dan U-21, ada beberapa pemain yang saat ini masih eksis di blantika Sepakbola dunia, antara lain David De Gea, Ander Herera, Juan Mata, Thiago Alcantara, Cesar Azpilicueta, dan Bojan Krkic.
Luis Milla bersama tim Spanyol Muda, berhasil merebut Juara Piala Eropa di tahun 2011. Sebagai pemain, ia pernah membela klub besar, seperti Barcelona, Real Madrid, dan Valencia. Prestasi yang diraih Milla lumayan mentereng, diantaranya Juara La Liga, Copa Del Rey, Piala Super Spanyol, dan Piala Intertoto. Semua diperoleh dalam kurun waktu 1984 hingga 1997.
Dilihat dari prestasi yang dimiliki Luis Milla, seharusnya ia mampu mengangkat prestasi Sepakbola Indonesia, minimal di tingkat Asia Tenggara.
Tapi apakah pelatih asing mampu mengangkat prestasi sepakbola Indonesia ?
Sepanjang sejarah timnas Indonesia bersama pelatih asing, baru satu kali pelatih asing berhasil membawa Indonesia ke tangga juara, yaitu Sea Games 1991. Pelatih itu bernama Anatoli Polosin. Sementara pelatih asing lain yang berseliweran, masih menjadi bumbu-bumbu penyedap persepakbolaan Indonesia. Sebut saja Romano Mate, Peter White, Ivan Kolev, Bernard Schum, Henk Wullems, Alfred Riedle, dll. Dan kini, PSSI kembali menggunakan jasa pelatih asing bernama Luis Milla Aspas.
Baca : Melihat Suporter Terbaik Se-Asia di Pembukaan Liga 2.
Ada beberapa latar belakang mengapa PSSI mendatangkan pelatih asing. Dimata para pemain, pelatih asing lebih berwibawa dan lebih dihormati.
Pertanyaanya, apakah pelatih asing yang didatangkan itu betul-betul sepenuh hati ingin membawa Indonesia di tangga juara? Pertanyaan ini akan terlihat dari laga resmi yang dilakoni Timnas U-22.
Jika Luis Mila mampu mengangkat sepakbola Indonesia ke tangga Juara Sea Games 2017, berarti ia pelatih luar biasa, karena ia hanya menukangi timnas sekitar 7 bulan saja.
Bandingkan dengan Thailand. Kiatisuk Senamuang membutuhkan waktu 3 tahun untuk melatih timnas Thailand hingga menjadi Juara Sea Games 2015 dan Piala AFF 2016 lalu.
Jika Luis Milla gagal merebut Medali Emas Sea Games 2017, sudah pasti masyarakat Indonesia akan mengungkit kesalahan Luis Milla. Masyarakat Indonesia ekspektasinya sudah terlampau tinggi. Jika Milla gagal, masyarakat Indonesia akan kembali mengingat jasa Alfred Riedle yang membawa Timnas Indonesia merebut runner up pada Piala AFF 2016. Karena Alfred Riedle hanya memoles para pemain sekitar 2 bulan saja.
Awas ! Ekspektasi terlampau tinggi penggila bola Indonesia, bisa menjadi 'bola panas' bagi Luis Milla.
(By : Yana Udiyatna,Follow Twitter
Postingan terkait :
- Daftar Juara Piala AFF
- Daftar Juara Sepakbola Sea Games
- 26 pemain timnas U-22 pilihan Luis Milla
No comments:
Post a Comment